Senin, 17 November 2014

BBM Naik, Saatnya Turun Gunung!!



                Tak henti-hentinya negeri ini bergejolak. Dari balik layar gadget, ku jelajahi hampir seluruh wilayah di negeriku. Mengerikan , terlalu mengerikan, aku sudah faham sebagian besar karakter masyarakat dinegeri ini, karena darah ku pun berasal dari darah yang sama. Kepanikan melanda, antrian di pom bensin tiba-tiba tak terkira. Seketika Jokowi memutuskan dengan tiba-tiba, benar dengan tiba-tiba, bukan hanya aku, saya yakin hampir seluruh aktivis mahasiswa tidak bisa menduga ini. Saya ingat beberapa bulan yang lalu, ketika BBM juga hendak dinaikkan, saya masih berada di depan gedung DPR menunggu hasil rapat yang diakhiri dengan voting sehingga hasilnya sudah jelas BBM akan naik, masih segar di ingatanku, adalah PDIP salah satu daru partai yang menolak keras kenaikan BBM ketika itu. Ah sudahlah ini tinggal kenangan. 


Jumat, 14 November 2014

Indonesia For Sale??




Sepertinya tema ini lagi hangat pasca pidato jokowi dalam pertemuan negara2 yg tergabung di apec beberapa waktu yg lalu.  inti pidato atw lebih tepatnya persentasi jokowi adalah dimana bapak president kita mengajak dan membuka lebar2 bagi negara2 lain untuk berinvestasi di Indonesia. inilah yang kemudian mulai memicu kontroversi, dimana ada yang mengatakan bahwa jokowi menjual indonesia kepada asing dan ada pula yang memuji persentasi dari jokowi tersebut. oke saya coba berargument, semoga argument saya objektif dan berasal dari nalar dan pemahaman serta ilmu saya saat ini bukan berdasarkan emosi belaka. yang saya fahami, dalam ilmu ekonomi, investasi merupakan salah satu faktor penting dalam memajukan dan mengembangkan perekonomian suatu daerah atau negara, dimana dengan investasi maka akan menghasilkan multiplayer effect kepada masyarakat, ntah berupa tenaga kerja dll. namun ada beberapa kondisi dimana investasi menjadi ideal, pertama investasi idealnya berasal dari dalam negeri sendiri di suatu negara, misal investasi orang jepang di dominasi oleh orang jepang sendiri, ini bagus. Resikonya kecil, positifnya banyak.apabila belum bisa maka tentu pilihan selanjutnya adalah mencari investasi dari luar negeri atau asing yg mempunyai kemampuan untuk berinvestasi.
Namun investasi dari luar ini juga harus kita lihat secara menyeluruh agar tidak menjadi bomerang bagi negara sendiri. pertama yg paling ideal ada investasi langsung yg masuk ke sektor riil, bukan hanya berputar di pasar uang atau pasar modal, dalam bahasa kerennya foreign direct investment (FDI) , misal nike membuka pabrik di Indonesia, ini bagus karena inveatasinya riil, akan menghasilkan sesuatu yg riil pula (sepatu2 buatan indonesia *walaupun merknya  ya ttp nike), tenaga kerja terserap, intinya terjadi proses dan kegiatan ekonomi di suatu daerah, walaupun ini tetap mempunyai resiko akan mematikan industri dalam negeri, disini peran pemerintah utk menjaga industri dalam negeri menjadi penting. Sehingga dari sini juga kita dapat mencegah terjadinya capital outflow (kejadian dimana modal asing yg masuk ke indonesia tiba2 ditarik dalam jumlah besar) yg dapat menyebabkan krisis seperti tahun 1998, itu lah mengapa kita menghindari investasi yg hanya berputar di pasar uang dan pasar modal ( orang bilang sektor moneter) , klw udah jadi pabrik ya gmana mau langsung di ambil kan? contoh lain pesantren2 yg dapat bantuan dari timur tengah, itu contoh dana asing tuh, namun sosialnya lebih tinggi dari bisnis, tpi intinya klw udah jadi sesuatu yg riil di indonesia maka itu akan berefek positif.

Kamis, 13 November 2014

Siapa saja yang terkait dan membutuhkan Islamic Financial Planning?




Pada dasarnya kebutuhan mengelola keuangan adalah kebutuhan setiap individu dimana dengan keberhasilan mengelola keuangan masing-masing individu maka akan dapat menyelesaikan masalah-masalah lainnya. Namun IFP juga dibutuhkan dalam mengelola keuangan keluarga. Dimana disini akan ada penyatuan bagaimana mengelola keuangan dari dua individu atau lebih yang berkomitmen bersama. Selanjutnya perusahaan merupakan element yang juga pasti membutuhkan perencanaan keuangan dan yang terakhir adalah sebuah negara. Tanpa perencaaan keuangan yang matang maka semua element dan golongan akan menemui masalah. Semua dimulai dengan bagaimana setiap individu dapat mengatur keuangannya, dengan melihat instrument-instrument dalam pendapatannya kemudian disesuaikan dengan pengeluarannya, sehingga pada dasarnya tidak akan mengalami yang namanya kekurangan. Seorang pegawai akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya apabila mempunyai pengeluaran seperti halnya seorang direktur, namun seorang satpam tidak akan mengalami masalah dalam finansial apabila pengeluaran dan gaya hidupnya seperti halnya pendapatan yang dia miliki. Semua berawal dari bagaimana kita dapat mengatur dan mengelola pengeluaran kita dan gaya hidup kita. Pada dasarnya hal ini lah yang dapat menyebabkan seseorang mempunyai masalah finansial. Setelah hal ini dapat diselesaikan barulah nanti akan beranjak kepada instrument-instrument lain dalam sebuah perencaan keuangan, seperti bagaimana berinvestasi dan bagaimana kita juga tidak melupakan hak-hak orang lain dalam harta kita yang merupakan sebuah satu kesatuan dalam Islamic Financial Planning.