Tak henti-hentinya negeri ini
bergejolak. Dari balik layar gadget, ku jelajahi hampir seluruh wilayah di
negeriku. Mengerikan , terlalu mengerikan, aku sudah faham sebagian besar
karakter masyarakat dinegeri ini, karena darah ku pun berasal dari darah yang
sama. Kepanikan melanda, antrian di pom bensin tiba-tiba tak terkira. Seketika
Jokowi memutuskan dengan tiba-tiba, benar dengan tiba-tiba, bukan hanya aku,
saya yakin hampir seluruh aktivis mahasiswa tidak bisa menduga ini. Saya ingat
beberapa bulan yang lalu, ketika BBM juga hendak dinaikkan, saya masih berada
di depan gedung DPR menunggu hasil rapat yang diakhiri dengan voting sehingga
hasilnya sudah jelas BBM akan naik, masih segar di ingatanku, adalah PDIP salah
satu daru partai yang menolak keras kenaikan BBM ketika itu. Ah sudahlah ini
tinggal kenangan.
Gerimis dari Timur
Senin, 17 November 2014
Jumat, 14 November 2014
Indonesia For Sale??
Sepertinya
tema ini lagi hangat pasca pidato jokowi dalam pertemuan negara2 yg tergabung
di apec beberapa waktu yg lalu. inti pidato atw lebih tepatnya persentasi
jokowi adalah dimana bapak president kita mengajak dan membuka lebar2 bagi
negara2 lain untuk berinvestasi di Indonesia. inilah yang kemudian mulai memicu
kontroversi, dimana ada yang mengatakan bahwa jokowi menjual indonesia kepada
asing dan ada pula yang memuji persentasi dari jokowi tersebut. oke saya coba
berargument, semoga argument saya objektif dan berasal dari nalar dan pemahaman
serta ilmu saya saat ini bukan berdasarkan emosi belaka. yang saya fahami,
dalam ilmu ekonomi, investasi merupakan salah satu faktor penting dalam
memajukan dan mengembangkan perekonomian suatu daerah atau negara, dimana
dengan investasi maka akan menghasilkan multiplayer effect kepada masyarakat,
ntah berupa tenaga kerja dll. namun ada beberapa kondisi dimana investasi
menjadi ideal, pertama investasi idealnya berasal dari dalam negeri sendiri di
suatu negara, misal investasi orang jepang di dominasi oleh orang jepang
sendiri, ini bagus. Resikonya kecil, positifnya banyak.apabila belum bisa maka
tentu pilihan selanjutnya adalah mencari investasi dari luar negeri atau asing
yg mempunyai kemampuan untuk berinvestasi.
Namun
investasi dari luar ini juga harus kita lihat secara menyeluruh agar tidak
menjadi bomerang bagi negara sendiri. pertama yg paling ideal ada investasi
langsung yg masuk ke sektor riil, bukan hanya berputar di pasar uang atau pasar
modal, dalam bahasa kerennya foreign direct investment (FDI) , misal nike
membuka pabrik di Indonesia, ini bagus karena inveatasinya riil, akan
menghasilkan sesuatu yg riil pula (sepatu2 buatan indonesia *walaupun merknya
ya ttp nike), tenaga kerja terserap, intinya terjadi proses dan kegiatan
ekonomi di suatu daerah, walaupun ini tetap mempunyai resiko akan mematikan
industri dalam negeri, disini peran pemerintah utk menjaga industri dalam
negeri menjadi penting. Sehingga dari sini juga kita dapat mencegah terjadinya
capital outflow (kejadian dimana modal asing yg masuk ke indonesia tiba2
ditarik dalam jumlah besar) yg dapat menyebabkan krisis seperti tahun 1998, itu
lah mengapa kita menghindari investasi yg hanya berputar di pasar uang dan
pasar modal ( orang bilang sektor moneter) , klw udah jadi pabrik ya gmana mau
langsung di ambil kan? contoh lain pesantren2 yg dapat bantuan dari timur
tengah, itu contoh dana asing tuh, namun sosialnya lebih tinggi dari bisnis,
tpi intinya klw udah jadi sesuatu yg riil di indonesia maka itu akan berefek
positif.
Kamis, 13 November 2014
Siapa saja yang terkait dan membutuhkan Islamic Financial Planning?
Pada dasarnya
kebutuhan mengelola keuangan adalah kebutuhan setiap individu dimana dengan
keberhasilan mengelola keuangan masing-masing individu maka akan dapat
menyelesaikan masalah-masalah lainnya. Namun IFP juga dibutuhkan dalam
mengelola keuangan keluarga. Dimana disini akan ada penyatuan bagaimana
mengelola keuangan dari dua individu atau lebih yang berkomitmen bersama.
Selanjutnya perusahaan merupakan element yang juga pasti membutuhkan
perencanaan keuangan dan yang terakhir adalah sebuah negara. Tanpa perencaaan
keuangan yang matang maka semua element dan golongan akan menemui masalah.
Semua dimulai dengan bagaimana setiap individu dapat mengatur keuangannya,
dengan melihat instrument-instrument dalam pendapatannya kemudian disesuaikan
dengan pengeluarannya, sehingga pada dasarnya tidak akan mengalami yang namanya
kekurangan. Seorang pegawai akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya apabila
mempunyai pengeluaran seperti halnya seorang direktur, namun seorang satpam
tidak akan mengalami masalah dalam finansial apabila pengeluaran dan gaya
hidupnya seperti halnya pendapatan yang dia miliki. Semua berawal dari
bagaimana kita dapat mengatur dan mengelola pengeluaran kita dan gaya hidup
kita. Pada dasarnya hal ini lah yang dapat menyebabkan seseorang mempunyai
masalah finansial. Setelah hal ini dapat diselesaikan barulah nanti akan
beranjak kepada instrument-instrument lain dalam sebuah perencaan keuangan,
seperti bagaimana berinvestasi dan bagaimana kita juga tidak melupakan hak-hak
orang lain dalam harta kita yang merupakan sebuah satu kesatuan dalam Islamic
Financial Planning.
Langganan:
Postingan (Atom)